Ada banyak orang yang hadir dalam kehidupan kita. Beberapa diantaranya ada yang hanya kenal sepintas, beberapa ada yang merupakan sosok istimewa di hati, beberapa ada yang sering bersama tapi terasa biasa, ada pula yang tak terlalu kenal tapi lekat dalam ingatan.
Diantara orang-orang tersebut, ada yang kita ingat sebagai seorang penyabar, seorang yang cantik, seorang yang cerdas, seorang yang pentang menyerah, seorang yang suka bergunjing, seorang yang suka traveller, seorang yang pandai menggambar, seorang yang jago bercerita, pengusaha sukses, dan lain sebagainya.
Tahukah teman-teman, itulah yang dinamakan personal branding. Secara langsung dan tidak langsung, sadar maupun tidak sadar, setiap orang menunjukkan brand dirinya pada orang lain.
Makna Personal Branding
Personal Branding adalah bagaimana cara kita memperkenalkan diri terhadap public atau orang lain.Personal Branding merupakan bagaimana seseorang mengembangkan dan memaksimalkan potensi/ketrampilan diri (skill), perilaku (behaviour) dan memahami nilai unggul (value) apa yang ingin dilakukan dan ingin dicapai dalam dirinya.
Personal branding bisa dikatakan sebagai “bagaimana dunia mengenalmu”. Seperti apa kita menunjukkan diri dan sikap ke orang lain, seperti itulah kita akan dikenang nantinya.
Personal branding sering disematkan kepada tokoh atau public figure tertentu, padahal setiap orang memiliki personal branding masing-masing. Setiap orang punya personal branding secara alami, baik disadari maupun tidak. Personal branding tersebut secara alami menempel pada diri setiap orang baik secara fisik maupun Value (Nilai).
Bagaimana Membangun Personal Branding
Sebetulnya, tanpa usaha khusus, setiap orang mampu membangun personal branding secara alami. Personal branding tersebut terbentuk dari keunikan setiap orang, baik dalam bentuk keterampilan, pengetahuan, sikap/perilaku, pekerjaan, bahkan fisik.Namun, tentunya kita tidak ingin memiliki personal branding yang buruk, kan? Bahkan banyak dari kita yang ingin memiliki personal branding tertentu, dan mengusahakan personal branding tersebut betul-betul kita miliki dan dikenal banyak orang.
1. Menjadi Versi Terbaik
Sejatinya personal branding adalah tidak sekedar membentuk dan memperkenalkan 'brand' kita, tapi mengenai bagaimana kita yang senantiasa berusaha dan terus berproses untuk menjadi versi terbaik diri kita.Untuk menjadi versi terbaik, kita harus terus belajar, memperbaiki diri, dan terus bertumbuh. Fokus pada kekuatan dan bijaksana menyiasati kekurangan.
Personal branding yang tidak berasal dari versi terbaik seseorang, atau dengan kata lain personal branding yang dibuat-buat, dicitrakan, sebagai topeng penghias wajah, suatu saat ketika tanpa sengaja topeng itu terlepas, tentunya akan ada banyak orang yang kecewa dan merasa telah dibohongi. Tidak ada yang ingin begitu, kan?
2. Menebar Manfaat Seluas-luasnya
Setelah menemukan versi terbaik dan mampu menerima dirinya, selanjutnya adalah berusaha memberi kemanfaatan seluas-luasnya untuk banyak orang. Akan sangat disayangkan jika personal branding yang dibangun hanya bermanfaat bagi orang terdekat kita, atau malah hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri.Sebagaimana yang diketahui bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. Maka, agar kebermanfaatan tersebut semakin berdampak, maka kita harus tampak. Ketika kita harus bermanfaat lebih luas maka kita harus memperkenalkan diri kita yang terbaik itu kepada lingkungan disekitar kita.
'Brand' kita akan muncul saat orang lain mengetahui dan mengapresiasi keunikan versi terbaik kita. Mereka mengenal kita dalam hal kepribadian, keahlian, prinsip, kemanfaatan, dan lain-lain yang menjadi perbedaan positif antara kita dengan orang lain.
Komponen Personal Branding
Terdapat dua macam komponen personal branding, yaitu komponen utama dan komponen pendukung1. Komponen Utama
Terdapat tiga komponen utama dalam personal branding, yaitu:Value
Value merupakan nilai unggul diri. Misal seseorang mempunyai value dalam hidupnya bahwa anak merupakan tanggung jawab orang tua, sehingga ia berusaha sungguh-sungguh mendampingi dan mendidik anak-anaknya. Ada yang memiliki value “hidup-hidup gue, terserah gue mau ngapain bukan urusan loe” maka ia akan dikenal sebagai orang yang tidak mau mendengar nasehat/pendapat orang lain. Dan lain sebagainya.Skill
Setiap orang memiliki keterampilan tertentu. Keterampilan selalu dapat diasah dan dikembangkan. Seringkali kita mengingat seseorang berdasarkan skillnya, si A pandai menggambar, si B jago diplomasi, si C cekatan memperbaiki motor, dan lain sebagainya.Behaviour
Behaviour merupakan tingkah laku positif mendukung citra diri yang positif, dan sebaliknya. Bagaimana kebiasaan atau tingkah laku kita, secara alami akan membentuk citra diri.2. Komponen Pendukung
Terdapat tiga komponen pendukung dalam personal branding, yaitu:Appearance
Penampilan akan mempresentasikan diri kita, apakah kita seorang yang rapi, sederhana, glamour, dan seterusnya.Uniqueness
Temukan keunikan pada diri sendiri yang tidak dimiliki orang lain. Ada satu temanku yang memiliki suara unik saat tertawa. Adapula temanku lain yang senang sekali memberi jawaban nyeleneh jika ditanya yang membuat kami tertawa saat Bersama. Keunikan tersebut masih kuingat sampai sekarang, meski kami sudah jarang bertemu. Temukan keunikan pada diri sendiri yang tidak dimiliki orang lain.Authentic
Saya suka membaca. Diantara bacaan itu ada banyak sekali pengarang yang memiliki gaya tertentu. Terkadang, tanpa mengetahui siapa penulisnya, saya bisa menebaknya dengan benar melalui gaya Bahasa dan penulisannya. Jadilah diri sendiri yang otentik dan tidak dibuat-buat sebagai identitas original diri kita yang paling khas.Kenapa perlu membangun personal branding?
Personal branding memiliki manfaat dan tujuan, diantaranya sebagai berikut:1. Memperkenalkan dan mempertajam citra diri seseorang
2. Memudahkan orang lain untuk mengingat siapa kita
3. Memudahkan dalam menentukan pilihan
4. Memfokuskan diri pada apa yang ingin dicapai
Menilik manfaat dan tujuan personal branding di atas, tentu setiap orang memiliki tujuan tersebut karena manusia memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki perasaan diterima pada sebuah komunitas. Komponen utama di atas, sangat menentukan personal branding seperti apa yang ingin dimunculkan pada diri seseorang.
Personal branding yang dibuat-buat atau sengaja dibentuk untuk tujuan tertentu padalah dia tidak benar-benar memiliki ‘brand’ tersebut, sama artinya dengan menebar kebohongan. Maka, marilah kita memaknai personal branding dengan bijaksana. Personal branding yang ingin kenalkan pada publik, merupakan ‘brand’ yang betul-betul kita bangun dan usahakan secara sadar dengan tujuan kebermanfaatan.
Sejauh ini, saya paling sering dikenal sebagai seseorang yang cukup pendiam. Meski bagi beberapa karib saya justru banyak omong dan jenaka. Sebagai pendidik, saya dikenal murid sebagai guru yang sabar namun tegas. Sedangkan sebagai seorang blogger, saya rasa belum memiliki personal branding yang kuat karena baru saja memulai.
My Personal Branding
Namun, ke depannya saya ingin menjadi blogger yang rajin update dan sharing ilmu seputar parenting dan pendidikan. Saya ingin menumbuhkan citra diri saya di dunia nyata ke dalam dunia blogger. Sehingga bagi yang mengenal saya secara langsung, maupun secara online, citra diri saya serupa. Saya bercita-cita menebar manfaat seluas yang saya mampu melalui blog, mengingat saya tak cukup pandai berbicara. Namun, saya selalu senang menulis. Yosh! (Masih) menuju blogger.. :D
Sudahkah teman-teman menemukan dan memaknai personal branding kalian?
Posting Komentar