Ibu adalah rumah bagi anak sebelum anak itu dilahirkan. Sembilan bulan ibu mengandung, kemudian melahirkan, mengasuh serta merawat anaknya. Perjuangan seorang ibu untuk anaknya memang bukanlah hal yang mudah, bahkan nyawapun menjadi taruhannya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya, memberikan kasih sayang yang tak terhingga untuk anaknya.
“Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.”
Artinya :
Peran ibu dalam keluarga tidak sekadar melahirkan dan merawat buah hatinya, tetapi menjadi pilar dalam pendidikan generasi selanjutnya.
Tak dipungkiri kalau kebahagian seorang ibu adalah melihat anak-anak tercintanya tumbuh sehat, cerdas dan ceria. Buah hati menjadi bagian yang penting dan ibu berusaha untuk terus menjaganya sebaik mungkin.
Berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan keterampilan dalam mengajar anak, beberapa perempuan mampu mencapai bangku pendidikan yang tinggi supaya bisa memberikan pendidikan untuk anaknya dengan benar. Seorang perempuan yang memiliki pendidikan luas tentunya mempunyai pemikiran dan cara pandang yang beda.
Perempuan yang berpendidikan mempunyai tujuan utama yaitu mampu memberikan pendidikan untuk sang anak, bahkan ada pepatah berkata 'anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas'. Hal tersebut sudah menjadi tolok ukur bahwa kecerdasan sosok perempuan sangat berpengaruh pada keturunan yang akan dilahirkan.
Ibu juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan tak pernah berhenti mengingatkan juga memberikan perhatian untuk mendukung pertumbuhan anak-anaknya. Tak ada kata lelah dalam kamus seorang ibu.
Peran ibu tidak akan pernah tergantikan dan menjadi tumpuan utama bagi seorang anak. Perhatian, kasih sayang sentuhan lembut, tutur kata yang menenangkan akan selalu dinantikan dan dirindukan.
Ibu adalah panutan bagi anak-anaknya dan oleh karena ibu merupakan suri tauladan, maka sudah seharusnya ia menjalankan tugas dan fungsinya di dalam rumah tangga dengan baik sehingga terbentuklah anak-anak yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa yang baik pula.
Seperti mendengarkan lantunan ayat suci, musik klasik, mengajaknya berbincang, memberikan usapan lembut juga membisikkan kata-kata yang indah. Bonding ini akan menciptakan keterikatan yang indah antara ibu dan janin. Stimulasi yang diberikan untuk meningkatkan gerak tubuh, mendukung perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kedekatan dengan ibu pun seharusnya bisa lebih kuat dan oleh karena hal tersebut sudah merupakan kewajiban bagi seorang ibu untuk mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya. Pendidikan yang ditempuh oleh perempuan tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri melainkan bagi anak-anaknya kelak karena orang yang pendidikannya luas sudah tentu mempunyai cara pikir dan pandang yang luas pula.
Saat proses pengasuhan mengalami ujian maka mintalah kesabaran penuh kepada Allah SWT agar dapat terus di tambahkan. Tak ada istilah sabar ada batasnya. Jika kadarnya terasa berkurang mintalah terus kepada Sang Pemilik agar dapat terus ditambahkan, lagi dan lagi.
Ibu adalah madrasah atau pendidik pertama anaknya. Jika engkau mempersiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau mempersiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya. (Syair Hafiz Ibrahim)
Kenapa julukan madrasah pertama jatuh pada seorang ibu?
Menurut bahasa arab, madrasah adalah sekolah, sedangkan sekolah pertama kali dalam kehidupan yaitu ada di rumah yang mana pendidikan pertama diberikan oleh orang tua, khususnya seorang ibu. Hal tersebut bisa terjadi karena selama di kandungan ibu, secara tidak langsung ibu telah mengajarkan buah hatinya tentang cinta, kasih sayang, dan sebagainya.Peran ibu dalam keluarga tidak sekadar melahirkan dan merawat buah hatinya, tetapi menjadi pilar dalam pendidikan generasi selanjutnya.
Tak dipungkiri kalau kebahagian seorang ibu adalah melihat anak-anak tercintanya tumbuh sehat, cerdas dan ceria. Buah hati menjadi bagian yang penting dan ibu berusaha untuk terus menjaganya sebaik mungkin.
Mengapa perempuan harus berpendidikan?
Seorang ibu adalah tempat madrasah pertama kali untuk sang anak, oleh karena itu membutuhkan keterampilan dan sifat yang mampu membentuk kecerdasan. Sosok seorang ibu akan terlihat pada diri seorang perempuan ketika dia mengambil pilihan untuk berumah tangga.Berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan keterampilan dalam mengajar anak, beberapa perempuan mampu mencapai bangku pendidikan yang tinggi supaya bisa memberikan pendidikan untuk anaknya dengan benar. Seorang perempuan yang memiliki pendidikan luas tentunya mempunyai pemikiran dan cara pandang yang beda.
Perempuan yang berpendidikan mempunyai tujuan utama yaitu mampu memberikan pendidikan untuk sang anak, bahkan ada pepatah berkata 'anak yang cerdas lahir dari rahim ibu yang cerdas'. Hal tersebut sudah menjadi tolok ukur bahwa kecerdasan sosok perempuan sangat berpengaruh pada keturunan yang akan dilahirkan.
Peran Ibu bagi Buah Hatinya
1. Pendidik
Seorang ibu mulai menanamkan pendidikan sejak dini. Mengingatkan bagaimana bertutur kata, melakukan suatu perbuatan, misalnya diajarkan cara duduk, makan, berdiri juga membaca doa dan kegiatan lainnya. Ini menjadi pendidikan awal pembentukan karakter anak.Ibu juga menanamkan nilai-nilai tauhid dan tak pernah berhenti mengingatkan juga memberikan perhatian untuk mendukung pertumbuhan anak-anaknya. Tak ada kata lelah dalam kamus seorang ibu.
Peran ibu tidak akan pernah tergantikan dan menjadi tumpuan utama bagi seorang anak. Perhatian, kasih sayang sentuhan lembut, tutur kata yang menenangkan akan selalu dinantikan dan dirindukan.
2. Teladan
Ibu memberikan warna dalam kehidupan buah hatinya. Kedekatan ibu dengan anak dapat membuat apa yang dilakukan menjadi tuntunan, dan akan diikuti dalam keseharian.Ibu adalah panutan bagi anak-anaknya dan oleh karena ibu merupakan suri tauladan, maka sudah seharusnya ia menjalankan tugas dan fungsinya di dalam rumah tangga dengan baik sehingga terbentuklah anak-anak yang kelak akan menjadi generasi penerus bangsa yang baik pula.
3. Stimulan
Peran ibu tidak hanya saat anaknya masih bayi dan balita, tetapi terus berlangsung dari bayi hingga tumbuh dewasa. Saat dalam kandungan ibu memberikan sentuhan untuk merangsang tumbuh kembangnya.Seperti mendengarkan lantunan ayat suci, musik klasik, mengajaknya berbincang, memberikan usapan lembut juga membisikkan kata-kata yang indah. Bonding ini akan menciptakan keterikatan yang indah antara ibu dan janin. Stimulasi yang diberikan untuk meningkatkan gerak tubuh, mendukung perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Kedekatan dengan ibu pun seharusnya bisa lebih kuat dan oleh karena hal tersebut sudah merupakan kewajiban bagi seorang ibu untuk mengajarkan hal-hal baik kepada anaknya. Pendidikan yang ditempuh oleh perempuan tidak hanya berguna bagi dirinya sendiri melainkan bagi anak-anaknya kelak karena orang yang pendidikannya luas sudah tentu mempunyai cara pikir dan pandang yang luas pula.
4 Hal Pendukung Peran Ibu
Untuk mendukung peran ibu dalam membersamai tumbuh kembang buah hati, antara lain diperlukan hal-hal sebagai berikut :1. Iman dan Takwa
Iman dan takwa yang ada dalam diri ibu menjadi benteng penjaga kemurnian fitrah anak-anaknya. Kedua hal ini akan menguatkan ibu dalam proses pengasuhan dan pembentukan karakter. Membuat ibu juga mantap menentukan keputusan akan dibentuk seperti apakah anaknya kelak. Kemudian berkolaborasi dengan ayah dalam proses pengasuhannya. Berusaha untuk saling mendukung satu sama lain, menjadi sinergi positif.2. Ilmu dan Pengalaman
Calon ibu akan belajar bagaimana cara mengasuh anak dengan cara yang baik, penuh kasih sayang, kemudian didukung dengan memberikan stimulasi sesuai tahapan usia anak. Tanpa ilmu, pola pengasuhan anak tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Setelah menerapkan ilmu yang dimiliki, lambat laun ibu akan memiliki banyak pengalaman. Hal ini menjadi acuan untuk pengasuhan anak selanjutnya. Selain itu juga tidak lelah dalam mengupgrade ilmu agar orang tua bisa memperbaiki kesalahan dan menutupi kekurangannya.3. Doa dan Keikhlasan
Iringan doa yang terus ibu panjatkan akan memberikan kekuatan dalam menjadi proses tumbuh kembang anak. Doa menjadi senjata saat semua usaha sudah dilakukan dengan maksimal.4. Menikmati Proses dengan Sabar dan Tawakal
Membersamai masa tumbuh kembang anak bukan dalam waktu sesaat saja, tetapi dalam periode panjang. Dari bayi hingga dewasa. Menikmati proses yang sedang berjalan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan membuat rasa berat yang mendera menjadi lebih ringan.Saat proses pengasuhan mengalami ujian maka mintalah kesabaran penuh kepada Allah SWT agar dapat terus di tambahkan. Tak ada istilah sabar ada batasnya. Jika kadarnya terasa berkurang mintalah terus kepada Sang Pemilik agar dapat terus ditambahkan, lagi dan lagi.
Semoga artikel Ibu sebagai Madrasah Pertama dan Utama bagi Buah Hati bermanfaat untuk teman-teman. Tetap semangat mendampingi tumbuh kembang buah hati ya!
Posting Komentar