Suatu kali, sulungku mengeluhkan giginya sakit. Aku sedikit kaget karena giginya nampak baik, tidak ada karies yang muncul. Bahkan, saat tersenyum, giginya tergolong putih dan rapi.
Namun, siapa sangka ternyata ada lubang kecil pada gigi gerahamnya. Ternyata oh ternyata lubang kecil itu akhirnya menjadi PR besar sampai sekarang. Lubang giginya membesar dan semakin bertambah ke gigi yang lain.
Aku heran, karena anakku cukup rajin sikat gigi, khususnya sebelum tidur. Ternyata, memang terlanjur salah karena aku memulai menyikat giginya saat ia berumur dua tahun. Kata dokter, seharusnya gigi disikat sejak pertama kali tumbuh, meski hanya satu biji.
Sekarang, gigi si sulung masih berlubang dan sesekali mengeluhkan sakit. Cukup membingungkan karena hendak dicabut ya belum bisa, ditambal permanen pun tak boleh karena masih gigi bungsu serta usia belum mencukupi. Sehingga harus menunggu beberpa tahun lagi agar dapat diberi tindakan.
Akhirnya, aku belajar banyak dari sini. Gigi anak keduaku kurawat sejak pertama tumbuh. Yah meski tidak putih cemerlang seperti di iklan tv setidaknya jauh-jauh dari lubang gigi ya.
Pentingnya Kesehatan Gigi
Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga memiliki gigi yang perlu dijaga. Penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak, yang juga dapat berpengaruh pada kesehatan secara keluruhan.Membantu anak mengembangkan kesehatan mulut yang baik dimulai sejak lahir. Lalu, kapan gigi bayi akan muncul? Gigi sulung (atau “bayi”) pertama biasanya tumbuh pada usia sekitar 6 bulan, namun gigi mungkin muncul pada usia 3 bulan atau paling lambat pada usia 12 bulan. Setiap anak berbeda, tetapi sebagian besar akan memiliki 20 gigi sulung pada usia 3 tahun.
Pada usia sekitar 5 atau 6 tahun, anak akan mulai kehilangan gigi sulungnya untuk memberi ruang bagi gigi permanennya. Mengapa gigi sulung penting? Gigi sulung memberi bentuk pada wajah anak, membantu mengarahkan gigi permanen ke posisi yang tepat dan diperlukan untuk belajar makan dan berbicara. Penting untuk merawat mereka dengan baik.
Semua gigi memiliki lapisan luar enamel (zat putih tipis, keras yang menutupi gigi). Lapisan email gigi sulung ini lebih tipis dibandingkan email gigi permanen. Hal ini menempatkan mereka pada risiko kerusakan gigi, yang dapat terjadi bahkan sebelum gigi pertama muncul.
Kerusakan gigi anak usia dini merupakan pembusukan yang menyerang gigi sulung pada anak berusia kurang dari 6 tahun. Kerusakan gigi pada anak usia dini dapat memengaruhi kesehatan anak dan menyebabkan rasa sakit, sehingga membuat anak sulit tidur, makan atau berbicara. Anak-anak yang mengalami kerusakan gigi pada usia dini lebih mungkin menderita kerusakan gigi sepanjang masa kanak-kanak.
Cara Merawat Gigi Anak Sesuai Usia
Mengutip dari Caring for Kids, berikut ini cara merawat gigi anak sesuai usia, sejak lahir hingga usia 4 tahun:Sejak lahir hingga usia 12 bulan
- Usap gusi bayi dengan kain lembut, bersih, dan lembap dua kali sehari.
- Segera setelah gigi pertama muncul, bersihkan setidaknya sekali sehari (biasanya sebelum tidur) dengan sikat gigi berbulu lembut yang dirancang untuk bayi. Baringkan bayi di permukaan datar atau dengan kepala digendong di pangkuan untuk menyikat gigi.
- Jangan tinggalkan bayi di tempat tidur dengan botol.
- Setelah 6 bulan:
- Perkenalkan cangkir sippy.
- Hindari jus, karena tidak diperlukan. Jika ingin memberikan, jumlah tersebut harus kurang dari 125 mL per hari, dalam cangkir, bukan dalam botol, dan hanya sebagai bagian dari makanan atau camilan.
- Periksakan gigi bayi ke dokter gigi profesional (dokter gigi, terapis gigi, atau ahli kesehatan gigi) dalam waktu 6 bulan setelah gigi pertamanya tumbuh atau paling lambat pada usia 12 bulan.
Usia 1 hingga 2 tahun
- Cobalah untuk mengajak anak mengunjungi dokter gigi pertamanya pada usia 12 bulan.
- Sikat gigi anak setiap hari.
- Periksa tanda-tanda kerusakan gigi anak usia dini sebulan sekali. Angkat bibir atas anak dan carilah bintik-bintik putih berkapur atau coklat pada gigi atau sepanjang garis gusi. Jika terlihat tanda tersebut, bawa si kecil ke dokter gigi profesional sesegera mungkin.
- Beralih ke cangkir biasa untuk semua minuman antara 12 dan 15 bulan.
Usia 3 hingga 4 tahun
- Ajari anak “2 untuk 2”, yang berarti menyikat gigi dua kali sehari selama 2 menit setiap kali menyikat gigi.
- Mulailah menggunakan pasta gigi berfluoride, sebesar kacang hijau, dan ajarkan anak untuk meludah daripada menelan. Awasi anak saat mereka menyikat gigi.
- Dorong anak untuk menyikat gigi, pastikan seluruh permukaan gigi telah dibersihkan.
Tips Agar Anak Mau Sikat Gigi Tanpa Dipaksa
Sebelum mengajak anak untuk menyikat gigi secara rutin, perlu untuk membuat anak paham terlebih dahulu mengenai gambaran bahwa semua gigi itu penting dan harus dijaga kebersihannya.Gambaran tersebut bisa disalurkan lewat menayangkan video edukasi atau membacakan buku cerita tentang dunia kesehatan mulut dan gigi.
Bagi anak yang pertama kali dikenalkan aktivitas menyikat gigi itu goals-nya kita harus membuat pengalaman positif baik sebelum maupun sesudah. Jangan sampai bikin anak nangis, bertahap aja, yang penting tujuannya ada dan baik.
Jika ada momen terlihat anak sedang menggigit atau mengisap sikat gigi, maka biarkan, jangan dihentikan. Biarkan anak mengeksplorasi giginya secara mandiri. Setelah itu, barulah kita bisa mencoba mengajarkan anak cara menggosok gigi dengan benar. Selingi dengan aktivitas menyanyi agar menyikat gigi anak terasa menyenangkan.
Jadi itulah cara merawat gigi anak sesuai usia. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kesehatan gigi dan mulut si Kecil ya, Teman-teman!
Terimakasih banyak Mba, sangat berguna untukku saat mengajak anak goaok gigi
BalasHapus