Berbagi lebih banyak hikmah

Kajian Parenting “Peran Orangtua untuk Membentuk Anak yang Sholih/Sholihah di Masa Depan”


peran orang tua agar anak sholih sholihah

Hallohai.. Teman-teman!

Kali ini aku akan sharing tentang acara rutin yang diselenggarakan oleh instansi tempat ku mengajar. Acara ini dilaksanakan setiap awal semester untuk mencharging semangat dan keilmuan para wali murid dalam mendampingi buah hatinya selama menjadi siswa di tempatku mengajar.

Seperti iman yang sifatnya naik turun, semangat dan keilmuan setiap orang pasti memiliki masa naik dan turun pula. Terutama amanah sebagai orang tua dimana hal itu merupakan tanggungjawab besar yang memerlukan perhatian ekstra dan perjuangan yang luar biasa. Oleh sebab itu diharapkan acara ini dapat menyalurkan semangat bar uke dalam hati-hati para orang tua, khususnya para wali murid agar semakin bijaksana dalam membersamai tumbuh kembang dan pendidikan anak.

Acara

Acara ini dikemas sebagai kajian parenting sederhana dengan tema “Peran Orangtua untuk Membentuk Anak yang Sholih/Sholihah di Masa Depan”.

Secara umum, acara ini sangat sederhana dan hangat penuh kekeluargaan. Peserta duduk lesehan di masjid beralaskan karpet. Tidak ada larangan membawa anak kecil, tidak ada layar LCD. Pemateri menyampaikan kajian dengan lugas dan didengarkan dengan penuh perhatian oleh para audiens.

Waktu

Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 September 2023. Diawali dengan regristasi peserta mulai pukul 07.30 wib sampai selesai sekitar pukul 10.30 wib. Acara ini cukup singkat dan padat karena memang esensi dan tujuannya adalah untuk berbagi ilmu dan semangat kepada para peserta.

Tempat

Tempat pelaksanaan acara ini dilakukan di masjid sekolah, tepatnya di Jalan Semeru, Kelurahan Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Masjid dua lantai yang sederhana dan nyaman.

Pemateri

Acara ini diisi oleh seorang ustadz yang sudah cukup kondang di Kediri. Beliau adalah Ustadz H. Nawawi S.Sos yang merupakan alumni Pondok Pesantren Lirboyo. Beliau juga salah satu anggota IKADI (Ikatan Dai Indonesia) Kediri. Selain itu, Ustadz Nawawi juga seorang pakar Al qur’an metode Tamyiz.

Penyampaian materi oleh beliau terasa ringan, berisi, dan mudah dimengerti. Sesekali juga ada candaan yang membuat acara tarasa cair dan hangat.

Isi Materi

Inti dari materi ini adalah tentang memaksimalkan peran orang tua dalam membentuk generasi sholih sholihah di masa depan. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, penting diketahui kewajiban orang tua kepada anak yang dimana jika kewajiban tersebut dipenuhi dengan sebaik-baiknya, maka atas ijin Alloh, cita-cita tersebut pasti tercapai. Berikut ringkasan materi kajian parenting oleh Ustadz Nawawi:

A. Kewajiban Orang Tua Kepada Anak

1. Memberikan makanan yang halal

Makanan yang masuk ke tubuh seseorang akan membentuk darah, daging, dan tulang. Maka sangat penting untuk menjaga tubuh dari makanan haram. Saat seseorang memakan makanan haram, memakai pakaian haram, maka apapun yang sedang dikerjakannya tidak akan berkah, doanyapun tidak akan diterima.

2. Memberikan bekal ilmu agama

Ilmu agama hukumnya adalah fardhu 'ain yakni wajib dipelajari oleh masing-masing individu. Ilmu agama tersebut mencakup aqidah, ibadah dan akhlak.

B. Doa adalah Senjata Seorang Muslim

Meskipun semua terasa baik-baik saja, kita harus tetap berdoa. Karena berdoa itu menumbuhkan harapan kepada Allah atas semua hal dalam kehidupan. Jika tidak, orang itu akan gampang stres.

Terkadang, seseorang merasa baik-baik saja karena hatinya tidak peka terhadap kondisi tidak baik yang dimilikinya. Misalkan, ada orang yang merasa baik-baik saja padahal dia sudah lama tidak membaca Alqur’an, atau dia merasa baik-baik saja padahal sholatnya tidak menyisakan apapun di hatinya. Sehingga, semerasa baik-baik saja apapun itu, tetap membutuhkan doa agar selalu mendapat petunjuk dari Alloh SWT.

Doa bisa juga mendatangkan solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Sebesar apapun masalah kita, kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Kita harus terus berdoa dan ikhtiar.

Tiga Orang yang Doanya Tidak akan Ditolak Oleh Allah

  1. Imam yang adil
  2. Orang berpuasa sampai dia berbuka
  3. Orang yang terdzolimi

C. Kisah Keajaiban Doa

Ada banyak sekali kisah keajaiban sebuah doa. Diantaranya yang cukup populer adalah kisah berikut ini:

1. Kisah Seorang Nenek dan Cucunya

Kisah nenek yang memiliki seorang cucu yang sakit keras dan hanya bisa diobati oleh seorang dokter bedah anak termasyhur. Sang nenek tidak berputus asa dan terus berdoa memohon kesembuhan untuk cucunya sampai pada akhirnya Allah membuat pebuah pesawat rusak, menghadirkan huan badai, menyesatkan jalan sebuah mobil, dan mengirimkan langsung sang dokter ke rumah nenek, ke hadapan nenek tersebut. Masyaa Alloh.

2. Kisah Seorang Anak yang Menjadi Imam Besar Masjidil Haram

Saat anak kita melakukan hal buruk, kadang orang tua merasa geregetan, marah, dan merasa terdzolimi. Maka di saat itulah doa ornag tua mustajabah. Sehingga, usahakan ketika marah, jika tidak bisa mengatakan doa atau kata-kata baik, maka lebih baik diam.

Contohnya kisah doa yang diucapkan oleh ibunda Imam As Sudais ketika beliau masih kecil. Saat As Sudais kecil melakukan hal buruk, dengan rasa marah ibundanya justru mengatakan “Pergilah kamu, jadilah imam besar masjidil haram!”. Dan masyaaAlloh, doa yang keluar dari lisan saat sedang marah tersebut, kini dikabulkan oleh Alloh SWT.

Apapun yag terjadi pada anak-anak saat ini belumlah merupakan akhir. Jadi, jangan berhenti untuk berikhtiar. Kalimat yang perlu dihindari, terutama oleh seorang ibu adalah “ibu sudah capek”, “sekarang terserah kamu, ibu tidak peduli”, “ibu sudah begini begitu buat kamu, tapi kamu…” dan semacamnya karena hal perkataan tersebut menanandakan bahwa ibu sedang berputus asa dari rahmat Allah.

Pesan, nasehat, harapan dan doa orang tua yang sering diucapkan secara sadar kepada anak, bisa masuk ke dalam alam bawah sadar anak dan suatu hari bisa menjadi kenyataan.

3. Kisah Bapak Penghafal Alqur’an di Usia 70an

Seorang bapak baru mulai menghafal Al Quran ketika sudah pensiun dan memasuki usia senja karena beliau teringat pesan almarhum bapak/ibunya ketika beliau masih kecil. Padahal dulu beliau tidak mengindahkan harapan tersebut, namun saat pension dan orang tuanya sudah tiada, beliau justru bertekad mewujudkan harapan orang tuanya. Hidayah Alloh memang tidak mengenal usia

Penghafal Al Quran akan mendapatkan banyak kemuliaan dari Allah SWT. Satu orang penghafal Al Quran dalam sebuah keluarga, dia akan bisa memberikan syafaat kepada 10 anggota keluarganya. Jadi mari kita optimis untuk mempersiapkan generasi penghafal Al Quran.

Nah, itulah tadi acara kajian parenting dengan tema “Peran Orangtua untuk Membentuk Anak yang Sholih/Sholihah di Masa Depan oleh Ustadz H. Nawawi S.Sos yang diselenggarakan instansi Pendidikan tempatku mengajar. Semoga menginspirasi ya!

Posting Komentar

Hai.. Terima kasih sudah berkunjung :')