Berbagi lebih banyak hikmah

Tanda Anak Siap Toilet Training

Cara melatih toilet training

Hallohai.. Teman-teman, saya akan sharing tentang perjalanan toilet training dari dua jagoanku . Sejauh memiliki anak, salah satu hal yang cukup menantang adalah fase toilet training.

Pengertian Toilet Training

Toilet training adalah salah satu proses belajar anak agar mampu untuk buang air sendiri layaknya orang dewasa. Tahap toilet training ini merupakan salah satu tahap penting dalam perkembangan anak untuk kemandiriannya. Tahap toilet training meliputi pengertian mengenai buang air, melepaskan pakaian, membersihkan bagian tubuh sekitar tempat buang air, mengenakan pakaian kembali, menyiram toilet, dan mencuci tangan.

Anak pertamaku tuntas toilet training di umur 4-5 tahun setelah melalui proses panjang, yakni kurang lebih satu tahun dan cukup membuat kami, selaku orang tuanya, sempat merasa khawatir. Dalam masa toilet training tersebut, seringkali kami merasa mengulang kembali dari nol beberapa kali.

Masa toilet training merupakan masa yang memorable bagiku. Bagaimana tidak? Tumpukan cucian menjadi jauh lebih banyak, dan sering sekali menjemur kasur, saat itu. Masa toilet training si kecil belajar melepas popok dan beralih ke clodi, lalu memakai celana dalam traning, hingga benar-benar memakai pakaian biasa layaknya orang dewasa tanpa bantuan popok atau semacamnya.

Saya menyadari bahwa salah satu penyebab lamanya proses toilet training anak pertamaku adalah konsistensi. Saat itu saya bekerja, sehingga anak tidak selalu bersama saya atau oomatis pengasuhnya berbeda. Pengasuh yang berbeda berefek pada kebiasaan dan perlakuan yang berbeda. Mungkin, itu juga yang membuat anak bingung karena anak masih sangat memerlukan pembiasaan yang sama dan konsisten untuk mencapai kebiasaan atau keterampilan tertentu.

Nah, berbeda sekali dengan anak keduaku. Toilet training pada anak kedua i ni rasa-rasanya seperti berkah dari langit yang turun begitu saja tanpa disangka-sangka. Bagaimana tidak, kami bahkan belum pernah menyounding anak untuk BAK sendiri di kamar mandi. Namun suatu hari dia tiba-tiba meminta melepas celananya sendiri dan BAK sendiri di kamar mandi, meski belum bisa cebok sendiri karena belum pernah belajar itu. Sejak saat itu, di usianya yang baru dua tahunan, dia lepas popok dan beralih memakai celana training. Itupun hanya berlaku sekitar sepekan. Setelahnya ia sudah memakai pakaian layaknya orang dewasa, bahkan bangun di malam hari untuk minta pipis di kamar mandi.

Perbedaan proses dan durasi toilet training yang sangat berbeda tersebut membuatku menarik kesimpulan bahwa setiap anak memiliki kesiapan toilet training yang berbeda-beda. Kesiapan tersebut mungkin dapat digegas dengan barbagai teknik tapi tidak bisa dipaksakan. Perlu ditelisik kembali apa tujuan toilet training. Apa semata-mata agar anak bisa pipis sendiri dan tidak mengompol?

Tujuan Toilet Training

Tujuan dari toilet training bukan sekedar mengajarkan anak untuk memakai toilet, namun juga menjadi bagian dari tahap perkembangannya.

Seorang penulis buku gentle parenting, Sarah Ockwell-Smith mengatakan bahwa kebanyakan masalah dalam toilet training adalah akibat dari mencoba melatih anak sebelum mereka siap secara fisik, psikologis atau keduanya. Ini mengakibatkan balita stress dan jauh lebih banyak pekerjaan daripada jika menunggu mereka siap.

Para orang tua pasti bertanya-tanya, kapan anak siap memulai toilet training?

Biasanya waktu yang tepat untuk memulai belajar toilet training pada usia 18 bulan hingga 3 tahun. Pada umumnya, tahapan usia anak siap toilet training seperti berikut:

18 bulan: menunjukkan tanda kesiapa
24 bulan: step by step toilet training dapat dimulai
30-36 bulan: sudah dapat buang air di toilet pada siang hari secara sadar
36-48 bulan: mampu menahan buang air dan menggunakan toilet baik di siang ataupun malam hari

Sayangnya, tahapan usia tersebut tidak dapat menjadi patokan untuk memulai toilet training. Setiap anak memiliki kesiapan yang berbeda-beda. Seperti pengalaman toilet training dua jagoan saya, ada perbedaan besar yang dapat mengerucut bahwa kemungkinan kesalahan toilet training anak pertama saya dimulai dari kelalaian saya mengenali tanda kesiapannya.

Kunci melakukan toilet training pada anak adalah mengenali tanda-tanda kesiapan anak untuk belajar, konsisten dan tidak dipaksakan.

Untuk itu, orang tua harus dapat mengenali tanda-tanda anak siap toilet training. Apa saja itu? Check this out..

Tanda Anak siap toilet training

  • Tanda kesiapan Fisik
  • Tanda kesiapan emosional

Tanda Anak Siap Toilet Training Secara fisik

  1. Muncul ekspresi yang menjadi tanda anak menahan buang air
  2. Popok kering saat bangun atau setelah 2 jam pemakaian
  3. Tidak buang air di malam hari
  4. Buang air terjadi pada waktu yang sama setiap hari
  5. Mampu melepas dan memakai pakaian
  6. Mampu mengkomunikasikan rasa ingin buang air
  7. Mampu berjalan dan duduk dengan baik

Tanda Anak Siap Toilet Training Secara Emosional

  1. Menunjukkan tanda tidak nyaman jika popoknya kotor atau basah
  2. Meminta untuk diganti popok kotornyanya dengan yang baru
  3. Memilih memakai celana daripada popok
  4. Menunjukkan ketertarikan saat orang lain memaki kamar mandi
  5. Memberi tahu jika merasa ingin buang air
  6. Mampu menunjukkan tanda kemandiriannya dengan berkata tidak
  7. Menghentikan aktivitas dan menjauh dari orang saat merasa ingin buang air meski sedang memakai popok
  8. Bersemangat mengikuti proses toilet training

Cara Melatih Anak Toilet Training

Setelah menemukan tanda anak siap toilet training tersebut, lantas apa yang harus dilakukan orang tua? Pertama, jangan memulai toilet training saat anak sedang sakit atau terjadi perubahan rutinitas semisal pindah rumah, memiliki adik baru, atau lainnya. Saat si kecil terlihat cukup siap memulai tolet training, berikut hal-hal yang bisa dilakukan:
  1. Mengenalkan tentang toilet dan penggunaannya
  2. Memberikan contoh proses penggunaan toilet
  3. Mengajari anak memakai toilet dengan role play
  4. Menjadikan kegiatan ke toilet menjadi rutinitas
Mengajari anak toilet training memang dibutuhkan kesabaran. Meski telah menunjukkan tanda anak siap toilet training, bukan berarti semua anak siap untuk memulai toilet training. Sebaiknya orang tua tidak memaksa Si Kecil untuk menjalani toilet training saat ia terlihat menolak atau merasa belum sip. Keterpaksaan tersebut dapat memicu stres pada anak yang justru akan memperlambat kesiapannya melepas popok. Jika orang tua membiarkan anak mengontrol keputusan kapan mereka siap untuk melakukan toilet training, segalanya akan jauh lebih mudah.

Setelah menyimak tanda kesiapan anak toilet training, apakah siap mengobservasi mereka? Ingat.. Jangan dipaksakan ya. Semoga proses toilet trainingnya mudah dan cepat ya..

Posting Komentar

Hai.. Terima kasih sudah berkunjung :')